Home - Pemerintah Kota Tebing Tinggi

Selamat Datang

di Website Resmi Pemerintah Kota Tebing Tinggi

WUJUD KOMITMEN PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI PROAKTIF TURUNKAN PREVALENSI STUNTING DI KOTA TEBING TINGGI

Tantangan mempersiapkan generasi emas 2045 bukanlah persoalan yang mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045.

Menurut WHO, suatu negara dikatakan memiliki masalah stunting bila kasusnya mencapai angka di atas 20%. Sementara, di Indonesia, berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia yang dilakukan Kemenkes pada tahun 2022 yang ditampilkan pada website stunting.go.id, kasus balita stunting di Indonesia sebanyak 21,6% sehingga termasuk dalam masalah yang perlu ditangani.

Adapun angka stunting di Indonesia konsisten menurun sejak 2013 yang berada pada 37,2%. Kemudian, kembali menurun pada tahun 2016, 2018, 2019, 2021, hingga tahun 2022 berhasil menyentuh angka 21,6%. Ini merupakan penurunan terbaik atau yang terendah dalam sedekade terakhir.

Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada akhir 2024. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah harus mengupayakan penurunan angka stunting sebesar 3,8% setiap tahunnya. Percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas Pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024. Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%.

Berdasarkan data yang ditampilkan pada website Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, jumlah balita stunting di Kota Tebing Tinggi tahun 2022 sebanyak 213 balita (website diakses pada tanggal 17 Desember 2023).

Apasih itu Stunting?

Menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Stunting adalah gangguan yang terjadi pada anak-anak dan berpengaruh terhadap pertumbuhan mereka. Sebagian dari Anda mungkin masih cukup asing dengan istilah ini, namun kasus stunting cukup umum terjadi di Indonesia.

Stunting adalah salah satu jenis masalah kesehatan anak akibat gizi buruk, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Kondisi ini bisa jadi disebabkan oleh malnutrisi pada ibu hamil atau semasa anak dalam masa pertumbuhan.

Ciri-ciri paling umum yang terlihat ketika anak mengalami stunting adalah berperawakan lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Tetapi, pada dasarnya postur tubuh anak dipengaruhi oleh banyak faktor.

Berapa prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Utara khususnya Kota Tebing Tinggi?

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting di provinsi Sumatera Utara berhasil turun 4,7 persen, menjadi 21,1 persen, dari yang sebelumnya 25,8 persen di tahun 2021. Jumlah kasus stunting di Kota Tebing Tinggi di tahun 2022 sebanyak 213 anak atau 19,6 persen dimana berada di bawah persentase provinsi Sumut. Data ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022.

Per Triwulan IV prevalensi Kota Tebing Tinggi berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi berada di angka 2,10 %. Hal ini menunujukkan program pencegahan stunting yang dilakukan Pemerintah Kota Tebing Tinggi bersama instansi terkait memberikan dampak yang signifikan.

Apa upaya yang telah dilakukan Pemko Tebing Tinggi dalam menangani Stunting di Kota Tebing Tinggi?

Adapun Pencegahan dan Penanggulangan Stunting yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi, yaitu:

  • Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi Remaja Putri di Sekolah
  • Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Ibu Hamil
  • Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil KEK
  • IMD dan ASI Ekslusif
  • Penyuluhan tentang PMBA (Pemberian Makan bagi Bayi dan Anak)
  • Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita Kurang Gizi

Sebagai salah satu upaya lainnya dalam mencegah stunting (gangguan pertumbuhan pada anak), pada tahun 2023 Pemerintah Kota (Pemko) Tebing Tinggi melalui Dinas PPKB (Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) menyerahkan bantuan berupa susu kepada anak stunting dan keluarga resiko stunting melalui program BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting).

Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan keluarga resiko stunting bertujuan sebagai upaya untuk menurunkan kasus stunting. BAAS merupakan program gerakan gotong royong dari seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan stunting dan menyasar langsung keluarga yang mempunyai anak beresiko stunting.

Adapun bentuk bantuan yang diberikan berupa susu kepada balita stunting dengan kriteria gizi buruk, gizi kurang, sanitasi kurang dan ekonomi kurang, data tersebut diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi melalui aplikasi E-PPGBM dan selanjutnya juga diverifikasi oleh tim pendamping keluarga sebanyak 66 anak balita dan masing-masing mendapatkan 10 kotak setiap bulannya selama 6 bulan.

Pencegahan stunting ini memerlukan kerjasama dan koordinasi lintas sektor di seluruh tingkatan pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan saling bersinergi menitik beratkan penurunan stunting menuju Generasi Emas Indonesia 2045.

Komentar